MAKALAH
SKI
“PERKEMBANGAN
KULTUR ISLAM DI MELAYU/INDONESIA”

Makalah
ini di buat guna memenuhi tugas dari Dosen pembimbing: Mahmudin, M,Ag selaku Dosen
SKI
Disusun
oleh:
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM SUFYAN TSAURI (STAIS)
Jalan KH. Sufyan
Tsauri Po Box 18 Tlp.(0280) 623562 Majenang Cilacap
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Rekontruksi masuknya Ilam di Indonesia diperjelas oleh Ibnu Batuta,
seorang musafir Maroko, kesimpulan bahwa Islam masuk ke Indonesia Melalui jalur
perdagangan dari Teluk Persia, Pantai Barat India, Amod, Surat, dan Kulam.
Artinya Islam dibawa ke Inonesia tidak secara langsung.
Di Cirebon kedatangan Islam dimulai sejak Cirebon ditatangi oleh Syekh
Datuk Kahfi yang membuat perkampungan di Batuamper, Gunung Jati. Kemudian di
Banten dihubungkan dengan Syarif Hidayatulloh atau Sunan Gunung Jati. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa seluruh wilayah Nusantara telah menerima Islam,
walaupun dalam bentuk penyebarannya ada yang menerima Islam dengan sama sekali
melenyapkan sia-sia budaya, pengaruh adat istiadat, dan agama yang lama, tapi
ada juga yang menerima Islam secara sangat berangsur angsur, menerima Islam
sambil tetap mempertahankan sia-sia budaya dan adat istiadat lama.
Perjuangan Islam di Pulau Jawa tidak terlepas dari perjuangan
dakwah Wali Sanga, secara sederhana Wali Sanga artinya Sembilan orang wali.
Menurut
laporan pejalanan Marco Polo, Islam muncul di Tanah Melayu ketika Paramesyawara
memeluk agama Islam pada 1414. Dan ketika Perlak menjadi daerah pertama yang
memeluk agama Islam. Menurut Hikayat Raja-raja Pasai, daerah yang
mula-mula memeluk agama Islam adalah Pasai. Adapun Sejarah Melayu menyebutkan
bahwa daerah Pangsir, Lamri, Aru, dan Perlak adalah daerah yang mula-mula
diislamkan oleh Nakhoda Ismail dan Sultan Muhammad atau Faqir Muhammad.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Jelaskan
masuknya Islam ke Indonesia?
2.
Siapa saja Wali
Sanga itu?
3.
Jelaskan
masuknya Islam di Malaysia?
BAB II
PEMBAHSAN
A.
ISLAM DI
INDONESIA
1.
Masuknya dan
Berkembangnya Islam di Indonesia
Kajian
tentang dan berkembangnya islam di Indonesia dilakukan secara lebih akurat oleh
pijnappel, seorang professor bahasa melayu yang pertama di Universitas Leiden.
Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan dari teluk Persia, pantai
barat India, seperti broach (sekarang Amod), surat dan kulam. Artinya islam
dibawa oleh orang Arab dari Persia dan India, tidak secara langsung dari
Arab-pantai barat India Gujarat dan Malabar dan pantai timur Koramondel. Daerah
Gujarat dan Malabar merupakan wilayah penganut dan pengamat setia madzhab
Syafi’i.[1]
Rekontruksi
masuknya Islam di Indonesia diperjelas oleh laporan Ibnu Batuta, seorang
musafir Maroko yang dalam perjalanannya dari Bengala (India Selatan) ke
Tiongkok singgah di samudra pasi, Sumatra pada 1345.
Berdasarkan
bukti bukti yang ada, Islam menyebar di Jawa dimulai dari masyarakat bawah ke
lapisan atas dan dari pantai atau pesisir utara Jawa secara berangsur angsur
menyusup ke pedalaman.
Di
Cirebon kedatangan Islam dimulai sejak Cirebon didatangi oleh syekh Datuk Kahfi
yang membuat perkampungan di Batuampar, Gunung Jati. Kemudian Islam di Banten
dihubungkan dengan Syarif Hidayatulloh atau Sunan Gunung Jati. Ia menempatkan
putranya, Maulana Hasanudin sebagai raja pertama di Banten sejak perempat
pertama abad XVI. Baik sumber barat maupun sumber local sependapat bahwa Islam
dating dan menguasai Bandar penting Kerajaan Sunda itu pada 1527.
Islam
masuk ke Sulawesi Selatan karena daerah ini merupakan daerah transit dan
penghubung pusat perdagangan di malaka, Jawa, dan Ternate (Maluku). Menurut
sejarah Gowa (Patturioloanga), pada masa pemerintahan Raja Tunipalanga,
dating serombongan pedagang muslim dari Pahang, Pantani, Johor, campa, dan
Minangkabau.[2]
Menjelang
kedatangan Islam di daerah Kalimantan Selatan, terjadi perebutan kekuasaan
antara Pangeran Tumenggung dan Raden Samudra untuk menguasai kerajaan Banjar,
menurut hikayat Banjar, untuk memperkuat posisinya, Raden Samudra menghancurkan
lawan lawan politiknya guna merebut tahta dengan meminta bantuaan
KerajaanDemak. Kerajaan Demak kemudiaan mengutus ulama penghulu Demak untuk
mengislamkan Kalimantan Selatan.Raden Samudra setelah Islam bergelar Sultan
Suryanulloh dan memerintah Kerajaan Banjar sejak 1550.
Kedatangan
Islam di Kalimantan Timur dapat diketahui dari hikayat Kutai, yang menyatakan
bahwa pada masa pemerintahan Raja Mahkota dating 2 orang mubaligh yang bernama
Tuan atau Dato dari Bandung dan Tuan Tunggang Paranga yang sebelumnya telah
mengislamkan Sulawesi Selatan, Raja Mahkota dan masyarakat Kutai diperkirakan masuk Islam mulai 1575.
2.
Peran Wali
Sanga dalam Menyebarkan Islam di Jawa
Penyebaran
Islam di Pulau Jawa tidak terlepas dari perjuangan dakwah Wali Sanga. Wali
Sanga secara sederhana artinya Sembilan orang wali, sedangkan secara filosofis
maksudnya Sembilan orang yang telah mencapai tingkat “Wali”, suatu derajat
tingkat tinggi yang mampu mengawal babahan hawa Sanga (mengawal Sembilan
lubang diri manusia). Sehingga memiliki peringkat Wali.
Adapun
Wali Sanga tersebut adalah:
1.
Maulana Malik
Ibrahim (Suman Gresik). Beliau dating
ke Indonesia pada zaman Kerajaan Majapahit pada tahun 1379 untuk menyebarkan
agama Islam bersama sama Raja Cermin. Beliau wafat pad 1419 (882 H) dan
dimakamkan di Gresik.
2.
Sunan Ampel. Beliau merupakan pelanjut perjuangan Maulana Malik Ibrahim yang
sangat handal, beliau terkenal karena kemampuannya berdakwah dengan mengarang
syair dengan menggunakan ide ide dan budaya local.
3.
Sunan Bonang
4.
Sunan Drajat. Pada masa kekacauan dan krisis social dan politik itu, sunan drajat
tampil membela nasid rakyat tertindas. Beliau membantu Raden Patah dalam
membina Masjid Demak.
5.
Sunan Kalijaga. Mempunyai kemampuan dalam menyampaikan dakwah dengan cara yang
penuh hikmah dan bijaksana. Yakni berdakwah dengan tiga prinsip yaitu momong,
momor, dan momot.
6.
Sunan Giri. Ketika remaja beliau berguru pada Sunan Ampel, dan mengembangkan
agama Islam di daerah Giri (Jawa Timur).
7.
Sunan Kudus.
8.
Sunan Muria.
9.
Sunan Gunung
Jati.
B.
Islam di Malaysia
1.
Pengenalan
Malaysia
merupakan sebuah Kerajaan Federasi di Asia Tenggara, yang terdiri dari sebelas
negara-negara bagian yaitu Kedah, Perlis, Pulau Penang, Kelantan, Terengganu,
Pahang, Perak, Selangor, Malaka, Johor, Sabah dan Sawarak.
Sejarah Malaysia
bermula dari Kerajaan Melayu di Semenanjung Malaka pada 1957. Kemudian federasi
Kerajaan Tanah Semenanjung bersama Singapura, Sabah, dan Sarawak membentuk
federsi Malaysia (1963), pada 1965 Singapura memisah dengan Malaysia membenduk
republic sendiri.[3]
2.
Masuk dan
Berkembangnya Islam di Malaysia
Menurut
laporan pejalanan Marco Polo, Islam muncul di Tanah Melayu ketika Paramesyawara
memeluk agama Islam pada 1414. Dan ketika Perlak menjadi daerah pertama yang
memeluk agama Islam.
Teori
datangnya Islam melalui China dan Campa dipopulerkan sejarawan berbangsa
Spanyol bernama Emmanuel Godinho. Pada
tahun 613,agama Islam dibawa dan China dan Campa ke Pantani dan Pesisir Timur
Semenanjung Malaka dan kemudian disebarkan oleh Paramesyawara di Malaka.
Setelah
memeluk Islam Paramesywara mengubah namanya menjadi Megat Iskandar Syah dan
kemudiaan kawin dengan putri Raja Pasai (Perlak) bernama putri Ratna Keumala.
3.
Sejarah
Perkembangan Malaysia Modern
Kekuatam
konolialis pertama yang masuk ke Semenanjung Malaka adalah portugis, yang
menaklukan kesultanan Malaka pada 1511.
Konflik
internalbeberapa kesultanan di Semenanjung Malaka mengndang Inggris yang telah
menduduki penang untuk terlihat aktif guna memperluas pengaruhnya di kawasan
ini.[4]
Ketika
birokkrasi pemerintahan colonial Inggris bertambah luas, terjadilah rekrutmen
pegawai berkebangsaan Melayu, tetapi bidang yang dipercayakan pada bangsa
Melayu hanyalah bidang kerja fisik dan social politik, dengan gaji yang lebih
rendah berbanding pegawai Inggris , untuk mempersiapkan tenaga kerja Melayu,
inggris membuka perguruuan Melayu Kaula Kangsar ( Malay College Of Kuala
Kangsar)
DAFTAR
PUSTAKA
DR.H. SAIFULLOH, SA. MA, “Sejarah Kebudayan Islam di Asia
Tenggara”, Padang, 2010
Al-attas, Syed Naquib. “Islam dalam sejarah dan kebudayan melayu”,
Kuala Lumpur
Abdul Rahman Haji Abdullah , “Pemikiran Islam di Malaysia, Malaysia”,
1997
Dudung Abrurrahman,“Sejarah Peradaban Islam”, 2012
Merle Calvin Ricklefs, Moh. Sidik Nugraha,”Sejarah Indonesia Modern”,
2008
http://.DAHLAN.WORDPRESS.COM 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar