Senin, 16 November 2015

makna denotasi dan konotasi



MAKALAH ke 16
MAKNA DENOTASI DAN KONOTASI





Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah “B. INDONESIA”
Dosen Pembimbing : KRIS HARTATI, S.Si M.Si

Disusun Oleh :
Wawan Setyawan
Semester 2 Tarbiyah B


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAMSUFYAN TSAURI (STAIS)
Jl. KH. Sufyan Tsauri Telp. 0280 622318 Majenang 53257
2015/2006

MAKNA DENOTASI DAN KONOTASI

A.          PENGERTIAN DENOTASI
Pengertian Denotasi adalah bila kata itu mengacu atau menunjuk pengertian atau makna yang sebenarnya. Kata yang mengandung makna denotasi digunakan dalam bahasa ilmiah karena dalam bahasa ilmiah seseorang ingin menyampaikan gagasan. Agar gagasan yang disampaikan tidak menimbulkan tafsir ganda, ia harus menyampaikan gagasannya dengan kata-kata yang mengandung makna denotasi.


a.       Kalimat Denotasi
1.      Adik kecilku sangat suka menggigit jari
2.      Zakiyan memiliki seekor sapi perah
3.      Ibu Andi kepasar beli daging sapi
4.      Tangan Reno terkena api,ketika bermain api
5.      Adik duduk di kursi empuk yang terbuat dari busa
6.      Diana menanam bunga dihalaman depan rumahnya
7.      abarnya harga BBM akan naik bulan ini
8.      Arman sedang duduk di kursi goyang 
9.       Neny sedang menggulung tikar
10.  Tangan adikku terbakar ketika bermain api





B.     PENGERTIAN KONOTASI
Pengertian Konotasi adalah makna kultural atau emosional yang bersifat subjektif dan melekat pada suatu kata atau frase. Sementara itu, makna eksplisit dan harfiah dari suatu kata atau frase disebut denotasi.
Konotasi dapat berbentuk positif maupun negatif. Contoh konotasi positif dalam bahasa Indonesia adalah "lubuk hati" yang berarti "perasaan", sementara contoh konotasi negatif adalah "kambing hitam" yang bermakna "orang yang disalahkan." Dalam bahasa Inggris, contohnya konotasi positif adalah kata "strong-willed" yang bermakna keras kepala, sementara contoh konotasi negatif adalah "pig-headed" yang juga bermakna keras kepala namun mengandung asosiasi negatif.

a.       Kalimat Konotasi
1.      Gayus sedang duduk di kursi pesakitan (kursi pengadilan)
2.      Daniel bagaikan musuh di dalam selimut (orang dekat yang berkhianat)
3.      Meskipun kaya Anton tidak tinggi hati, (tinggi hati: sombong)
4.      Fadlan tak ingin sombong meski berada di kursi empuk di kantornya (kursi empuk: jabatan yang bagus)
5.      Mukhlis hidup sebatang kara ( sebatang kara: sendirian / tanpa keluarga)
6.      Rumah Paijo hangus di lalap si jago merah (si jago merah : Api)
7.      Para pedagang tersebut gulung tikar (gulung tikar: bangkrut)
8.      Benny orang yang pandai bersilat lidah (bersilat lidah: pandai berbicara/pandai mencari alasan)
9.      Dian hanya sebagai sapi perah bagi bosnya (sapi perah: dimanfaatkan saja)
10.  Irfan meruapakan keturunan darah biru (darah biru: bangsawan/terhormat)
11.  Anisa menjadi buah bibir semenjak sukses mendirikan toko kue (buah bibir: pembicaraan orang banyak)
12.  Ahmad angkat kaki dari kosnya (Angkat kaki: pindah/keluar)
13.  Kenaikan BBM bukan hanya kabar angin (kabar angin: isu/tidak pasti kebenarannya)

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.2012. Bandung: Pustaka Setia
Yunus, S. 2012. “Penggunaan EYD dalam Penulisan Surat”.
Tim Penyusun Kamus Pusat bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi XVI. Jakarta: Depdiknas & Balai Pustaka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar