MAKALAH
ke 16
MAKNA DENOTASI DAN KONOTASI
Makalah ini di
buat untuk memenuhi tugas mata kuliah “B. INDONESIA”
Dosen Pembimbing
: KRIS HARTATI, S.Si M.Si
Disusun Oleh :
Wawan
Setyawan
Semester
2 Tarbiyah B
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAMSUFYAN TSAURI (STAIS)
Jl. KH. Sufyan Tsauri Telp. 0280 622318 Majenang
53257
2015/2006
MAKNA
DENOTASI DAN KONOTASI
A.
PENGERTIAN DENOTASI
Pengertian Denotasi adalah bila kata itu mengacu atau menunjuk pengertian
atau makna yang sebenarnya. Kata yang mengandung makna denotasi digunakan dalam
bahasa ilmiah karena dalam bahasa ilmiah seseorang ingin menyampaikan gagasan.
Agar gagasan yang disampaikan tidak menimbulkan tafsir ganda, ia harus
menyampaikan gagasannya dengan kata-kata yang mengandung makna denotasi.
a. Kalimat
Denotasi
1.
Adik
kecilku sangat suka menggigit jari
2.
Zakiyan
memiliki seekor sapi perah
3.
Ibu
Andi kepasar beli daging sapi
4.
Tangan
Reno terkena api,ketika bermain api
5.
Adik
duduk di kursi empuk yang terbuat dari busa
6.
Diana
menanam bunga dihalaman depan rumahnya
7.
abarnya
harga BBM akan naik bulan ini
8.
Arman
sedang duduk di kursi goyang
9.
Neny
sedang menggulung tikar
10.
Tangan
adikku terbakar ketika bermain api
B.
PENGERTIAN KONOTASI
Pengertian Konotasi adalah makna kultural atau
emosional yang bersifat subjektif dan melekat pada suatu kata atau frase.
Sementara itu, makna eksplisit dan harfiah dari suatu kata atau frase disebut
denotasi.
Konotasi
dapat berbentuk positif maupun negatif. Contoh konotasi positif dalam bahasa
Indonesia adalah "lubuk hati" yang berarti "perasaan",
sementara contoh konotasi negatif adalah "kambing hitam" yang
bermakna "orang yang disalahkan." Dalam bahasa Inggris, contohnya
konotasi positif adalah kata "strong-willed" yang bermakna keras
kepala, sementara contoh konotasi negatif adalah "pig-headed" yang
juga bermakna keras kepala namun mengandung asosiasi negatif.
a. Kalimat
Konotasi
1.
Gayus
sedang duduk di kursi pesakitan (kursi pengadilan)
2.
Daniel
bagaikan musuh di dalam selimut (orang dekat yang berkhianat)
3.
Meskipun
kaya Anton tidak tinggi hati, (tinggi hati: sombong)
4.
Fadlan
tak ingin sombong meski berada di kursi empuk di kantornya (kursi empuk:
jabatan yang bagus)
5.
Mukhlis
hidup sebatang kara ( sebatang kara: sendirian / tanpa keluarga)
6.
Rumah
Paijo hangus di lalap si jago merah (si jago merah : Api)
7.
Para
pedagang tersebut gulung tikar (gulung tikar: bangkrut)
8.
Benny
orang yang pandai bersilat lidah (bersilat lidah: pandai berbicara/pandai
mencari alasan)
9.
Dian
hanya sebagai sapi perah bagi bosnya (sapi perah: dimanfaatkan saja)
10.
Irfan
meruapakan keturunan darah biru (darah biru: bangsawan/terhormat)
11.
Anisa
menjadi buah bibir semenjak sukses mendirikan toko kue (buah bibir: pembicaraan
orang banyak)
12.
Ahmad
angkat kaki dari kosnya (Angkat kaki: pindah/keluar)
13.
Kenaikan
BBM bukan hanya kabar angin (kabar angin: isu/tidak pasti kebenarannya)
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.2012.
Bandung: Pustaka Setia
Yunus, S. 2012. “Penggunaan EYD
dalam Penulisan Surat”.
Tim Penyusun Kamus Pusat bahasa. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Edisi XVI. Jakarta: Depdiknas & Balai Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar